Rabu, 19 Oktober 2011

Sejarah Berdirinya NASA

Share this history on :


National Aeronautics and Space Administration (NASA) didirikan pada 10 Oktober 1958 oleh presiden Eisenhower. NASA adalah agensi pemerintah Amerika Serikat yang bertanggung jawab atas program angkasa AS dan riset aerospace umum jangka panjang. NASA merupakan organisasi masyarakat yang melakukan riset bagi sistem ruang angkasa masyarakat dan militer. Jauh sebelum itu, astronomi di Amerika telah berkembang dari ratusan tahun lalu. Amerika Serkat adalah negara terbesar yang menyumbangkan ilmu pengetahuan paling banyak tentang dunia ke antariksaan. Tak dipungkiri para astronom mereka telah menemukan banyak penemuan penting dalam sejarah.

Pada tahun 1929, di observatorium Mount Wilson California, ahli astronomi Amerika, Edwin Hubble membuat salah satu penemuan terbesar di sepanjang sejarah astronomi. Ketika mengamati bintang-bintang dengan teleskop raksasa, ia menemukan bahwa mereka memancarkan cahaya merah sesuai dengan jaraknya. Hal ini berarti bahwa bintang-bintang ini “bergerak menjauhi” kita. Sebab, menurut hukum fisika yang diketahui, spektrum dari sumber cahaya yang sedang bergerak mendekati pengamat cenderung ke warna ungu, sedangkan yang menjauhi pengamat cenderung ke warna merah. Selama pengamatan oleh Hubble, cahaya dari bintang-bintang cenderung ke warna merah. Ini berarti bahwa bintang-bintang ini terus-menerus bergerak menjauhi kita. Jauh sebelumnya, Hubble telah membuat penemuan penting lain. Bintang dan galaksi bergerak tak hanya menjauhi kita, tapi juga menjauhi satu sama lain. Satu-satunya yang dapat disimpulkan dari suatu alam semesta di mana segala sesuatunya bergerak menjauhi satu sama lain adalah bahwa ia terus-menerus “mengembang”.

Agar lebih mudah dipahami, alam semesta dapat diumpamakan sebagai permukaan balon yang sedang mengembang. Sebagaimana titik-titik di permukaan balon yang bergerak menjauhi satu sama lain ketika balon membesar, benda-benda di ruang angkasa juga bergerak menjauhi satu sama lain ketika alam semesta terus mengembang.

Pada 17 Juli 1969, ketika Neil Armstrong dan Edwin Aldrin berhasil mencatatkan namanya dalam sejarah sebagai manusia pertama yang menginjak permukaan bulan melalui misi Apollo-11. Misi ini dilanjutkan dengan 5 pendaratan lainnya, masing-masing Apollo-12 (November 1969), Apollo-14 (Februari 1971), Apollo-15 (Agustus 1971), Apollo-16 (April 1972), dan terakhir, Apollo-17 (Desember 1972). Misi Apollo juga pernah mencatat kegagalan, tepatnya menimpa misi Apollo-13 yang mengalami kecelakaan (ledakan pada salah satu modulnya). Lewat tindakan pertolongan yang legendaris, para awaknya dapat kembali dengan selamat ke Bumi walaupun gagal menjejak ke permukaan Bulan.

Pioneer 10 diluncurkan pada tanggal 2 Maret 1972, dengan Roket peluncur Atlas/Centaur/TE364-4. Peluncurannya menandai penggunaan untuk pertama kalinya kendaraan peluncur bertingkat tiga. Roket tingkat ketiga dibutuhkan untuk meluncurkan Pioneer 10 pada kecepatan 51,810 km/jam yang dibutuhkan untuk terbang ke Jupiter, cukup cepat untuk mencapai Bulan dalam waktu 11 jam dan melintasi orbit planet Mars dalam waktu hanya 12 minggu. Hal ini mencatatkan Pioneer sebagai benda buatan manusia tercepat yang meninggalkan Bumi.
Pioneer 10 mencapai Jupiter pada jarak 130.354 km dari permukaan awan planet raksasa tersebut pada 3 Desember 1973. Dalam perlintasannya dengan Jupiter, Pioneer 10 mengirimkan gambar jarak dekat (close-up) pertama dari planet tersebut. Selepas planet Jupiter, Pioneer 10 diarahkan keluar dari tata surya dengan misi untuk mempelajari partikel energi dari matahari (juga dikenal sebagai angin surya) dan sinar kosmis yang memasuki wilayah tata surya kita di galaksi Bimasakti.Akan halnya Pioneer 11, wahana yang diluncurkan pada 5 April 1973 tersebut berhasil mengambil gambar dari bintik merah di permukaan Jupiter yang diperkirakan menandai lokasi sebuah badai besar yang permanen dalam atmosfer Jupiter pada tanggal 2 Desember 1974 dan juga berhasil mendeteksi massa dari salah satu bulan Jupiter, Callisto. Pioneer 11 melanjutkan perjalanannya menuju Saturnus yang berhasil dicapai pada 1 September 1979 dan terbang sejauh 21.000 km dari Saturnus serta mengambil gambar jarak dekat yang pertama dari planet Tersebut.

Selepas Saturnus, Pioner 11 melanjutkan pengembaraannya keluar dari tata surya hingga pada bulan September 1995 ketika sumber tenaganya mulai melemah, Pioner 11 tidak dapat lagi melakukan observasi ilmiah sehingga operasi rutin misinya dihentikan. Saat itu Pioneer 11 berada pada jarak 6,5 milyar km dari Bumi dimana sinyal radio yang merambat dengan kecepatan cahaya membutuhkan waktu lebih dari 6 jam sebelum mencapai bumi, sementara pergerakan bumi tidak dapat dicakup oleh antena yang ada pada Pioneer 11. Komunikasi dengan Pioneer 11 terhenti sama sekali pada bulan November 1995. Wahana tersebut tidak dapat diarahkan kembali ke Bumi karena kurangnya sumber daya. Tidak diketahui apakah hingga saat ini Pioneer 11 masih mengirimkan sinyalnya. Sejauh ini tidak ada rencana untuk melakukan upaya pelacakan.

Misi pertama teleskop antariksa baru milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengungkap gas galaksi Bima Sakti yang berkilauan, bintang berkelip, dan pijar galaksi di kejauhan. Selasa lalu, NASA merilis metalangit pertama yang diciptakan oleh Fermi Gamma-ray Space Telescope, yang sebelumnya dikenal dengan nama GLAST. Teleskop itu dinamai sama dengan pemenang Hadiah Nobel asal Amerika Serikat, Enrico Fermi, pionir dalam fisika energi tinggi. Teleskop yang dilengkapi dua instrumen canggih tersebut diharapkan dapat membantu para ilmuwan menyibak misteri sinar gamma kosmis. Gambar peta bintang adalah hasil observasi pertama instrumen itu selama 95 jam, yang memperlihatkan potensi ilmiah teleskop tersebut. Observatorium sinar gamma NASA yang lama, Compton, butuh waktu bertahun-tahun untuk menghasilkan peta yang sama.

Teleskop Fermi dapat memindai seluruh langit setiap tiga jam. “Pengambilan gambar cepat ini memungkinkan peneliti memantau sumber yang berubah dengan cepat,” kata NASA dalam keterangan tertulisnya.Teleskop seberat 4,3 ton itu dilengkapi perangkat untuk memonitor sinar gamma, bentuk energi cahaya tertinggi, dari sumber-sumber kosmis. Para ilmuwan berharap hasil pemantauan sinar gamma tersebut bisa memberi informasi tentang berbagai peristiwa besar, semisal formasi lubang hitam. Teleskop itu juga bertujuan memburu petunjuk yang dapat menjelaskan keanehan neutron bintang bermagnet atau pulsar. Dengan mempelajari foton dan partikel subatomik jagat raya lainnya, teleskop ini mungkin juga bisa menguak misteri materi gelap, yang mencakup 25 persen massa di alam semesta tapi tak dapat dilihat dengan mata telanjang. Jumlah materi itu jauh lebih besar dari materi yang terlihat, yang hanya 5 persen. Sisanya, yang mencapai 70 persen, dikenal sebagai “energi gelap”, fenomena yang dipercaya mempercepat perluasan alam semesta. Citra langit Fermi memperlihatkan gas dan debu dalam hamparan Bima Sakti yang berkilau dalam sinar gamma, begitu pula Crab Nebula, pulsar Vela dan Geminga yang bersinar terang. Peta itu juga memperlihatkan titik terang lainnya sejauh 7,1 miliar tahun cahaya. “Ini adalah 3C 454.3 dalam Pegasus, sejenis galaksi aktif yang disebut Blazar,” kata NASA. “Obyek itu kini mengalami episode berpijar yang membuatnya amat terang.”

Bulan Agustus 1996 lalu, mungkin anda belum lupa, sejumlah peneliti dari NASA dan tiga universitas terkemuka Amerika Utara mengumumkan sebuah penemuan yang segera menjadi laporan utama media massa terkemuka dunia. Sebongkah meteorit dari Planet Mars yang diberi nama Allan Hills 84001 ternyata mengandung molekul organik PAH (polycyclic Aromatic hydrocarbon). Molekul ini punya kaitan dengan proses-proses kehidupan. Di batuan itu juga dipergoki bentuk-bentuk yang “mirip dengan beberapa macam fosil bakteri filamen” meski berukuran lebih kecil ketimbang bakteri sejenis yang ditemukan di Bumi.

0 komentar:

Posting Komentar